Cara Kultur Kutu Air Untuk Pakan Anak Ikan, Benih, Atau Burayak

Kutu air adalah salah satu pakan alami untuk anak ikan (burayak) yang baru menetas. Selain memiliki daya tarik bagi burayak, kutu air juga memiliki kandungan gizi tinggi. Pakan alami ini bisa menjadi alternatif cacing sutera dan cocok diberikan pada anak ikan yang masih berumur beberapa hari.

Semua jenis benih ikan air tawar seperti lele, gurame, nila dan sebagainya bisa diberi pakan kutu air. Bahkan untuk ikan hias yang berukuran kecil seperti cupang, sangat menyukai kutu air ini.

budidaya kutu air untuk pakan anak ikan

Ilustrasi kutu air yang ukurannya sangat kecil


Kutu air sangat cocok diberikan pada benih ikan gurame yang mulai habis kantung kuningnya (makanan bawaan). Pada kondisi ini, pakan yang diberikan harus mempunyai daya tarik yang bisa merangsang burayak untuk memakannya.

Kutu air hidup melayang-layang di air sehingga akan menarik benih gurame untuk memangsanya. Ukurannya juga sangat sesuai dengan bukaan mulut burayak. Habitat kutu air adalah perairan tergenang. Ukurannya sangat kecil, sulut diamati karena tubuhnya transparan.

Sebagai pakan anak ikan yang alami, ada dua jenis kutu air yang sering dimanfaatkan yaitu Moina sp. dan Daphnia sp.

Kandungan gizi Moina sp : 37,38% protein, 13,29% lemak, 90,60% kadar air, dan 11,00% kadar abu.

Kandungan gizi Daphnia sp : 42,65% protein, 8,00% lemak, 94,78% kadar air, dan 4,00% kadar abu.
Sumber data : Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 1990.

Perbedaan jenis kutu air Daphnia sp dan Moina sp yaitu :
Dhapnina sp berwarna putih transparan sedangkan Moina sp berwarna kemerahan.
Habitat Daphnia sp adalah perairan tawar seperi kolam, danau, dan tempat-tempat tergenang lainnya dengan suhu 21 derajat celcius dan Ph 6,5 – 9.

Sedangkan Moina sp banyak dijumpai pada perairan rawa yang banyak mengandung bahan organik yaitu rawa-rawa yang berumput dan banyak kayu-kayu mati.


Cara Budidaya Kutu Air Untuk Pakan Benih Ikan

  1. Siapkan wadah bak sebagai kolam pembenihan kutu air dengan ukuran 2 meter persegi. Bersihkan, lalu bilas dengan air bersih.
  2. Isi air dengan ketinggian sekitar 30 cm.
  3. Taburkan kapur pertanian dolomit sebanyak 4 kg.
  4. Masukkan kotoran ayam sebanyak 4 kg serta bungkil kelapa dan ampas kedelai secukupnya.
  5. Aduk semua bahan selama beberapa saat sampai tercampur rata.
  6. Diamkan bak tersebut selama 4 – 5 hari sampai air berwarna kecoklatan.
  7. Masukkan bibit kutu air ke dalam bak dengan kepadatan 40 – 50 ekor per liter.
  8. Satu minggu kemudian kutu air dapat dipanen.
  9. Lakukan pemupukan setiap 10 hari sekali agar kutu air bisa tetap hidup dan berkembang biak.
cara kultur kutu air

Gambar kutu air setelah diperbesar


Kutu air memang bisa didapatkan langsung dari alam tanpa proses kultur atau budidaya sendiri. Namun demikian, dikhawatirkan membawa bibit penyakit yang dapat membahayakan hidup benih ikan. Jika kutu air didapat dari menangkap langsung, rendam terlebih dahulu dalam air yang telah dicampur methyline blue. Dosisnya 1 cc untuk 5 liter air.

Keunggulan lain yang didapat dengan cara kultur kutu air sendiri adalah menghindari zat-zat pencemar seperti logam berat, zat kimia, dan bahan-bahan pencemar lainnya.

Komentar